BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kangkung
tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut
juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang
kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan
bagian negara Afrika (Widiyanto, 1991).
Kangkung
banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di
Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup
sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung
darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual
ke pasar (Sarja, 1979).
Bagian
tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya
sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan
gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan
mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.
Beragam
olahan kangkung menjadi berkah bagi petani kangkung. Baik yang bergerak di
sektor pembibitan maupun pembesaran. Permintaan bibit ini mencapai 4.000 ton
per tahun. Tak heran, petani kangkung pun bisa meraup omzet puluhan hingga
ratusan juta. Banyak kudapan yang menggunakan kangkung sebagai bahan baku
utama. Sebut saja pecel, sayur asam, atau plecing kangkung. Itulah sebabnya,
kangkung bisa dibilang sebagai sayuran yang populer di masyarakat kita. Dari
kacamata bisnis, khususnya kangkung darat, menawarkan siklus budidaya sangat
cepat, hanya 22 hari. Peluang bisnis ini semakin terbuka lantaran permintaan
pasokan kangkung terus meningkat akibat membaiknya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya melahap sayuran. Dengan meningkatnya kebutuhhan kangkung cabut segar
dipasar maka kebutuhan akan benih kangkung juga meningkat.
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui budidaya tanaman kangkung darat sesuai petunjuk yang dianjurkan.
2. Untuk
memberitahukan kepada masyarakat luas tentang budidaya tanaman kangkung yang
benar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Botani
1. Sistematika
Tanaman Kangkung
Dalam sistematika tumbuhan
(taksonomi), Kangkung diklasifasikan sebagai berikut:
a. Divisio : Spermatophyta
b. Sub-divisio : Angiospermae
c. Kelas : Dicotyledonae
d. Famili : Convolvulaceae
e. Genus : Ipomoea
f. Species : Ipomoea reptans
2. Morfologi
Tanaman Kangkung
Kangkung adalah
salah satu jenis tanaman sayuran daun yang mampu hidup di darat atau di air.
Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang sulit. Salah
satu syarat yang penting adalah air yang cukup. Apabila kekurangan air
pertumbuhannya akan mengalami hambatan. Kangkung diperbanyak dengan stek batang
yang panjangnya 20-25 cm atau dengan biji. Untuk penanaman kangkung di darat
digunakan benih dari biji, namun dapat pula digunakan stek. Untuk mempercepat
perkecambahan diperlukan perendaman benih di dalam air selama satu malam
sebelum benih itu disebarkan (Sutarya, 1995).
Kangkung
merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman
kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar
kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan
melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung
air.
Batang kangkung
bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari
buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan
setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar).
Kangkung
memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun
umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua,
dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya
tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung
darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota
bunga berwarna putih atau merah lembayung .
Buah kangkung
berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah
kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan
hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah
kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat.
Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada
jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman
secara generative.
Adapun waktu
tanam kangkung yang baik adalah pada musim hujan untuk kangkung darat dan musim
kemarau untuk kangkung air. Sementara waktu tanam kangkung yang dibudidayakan untuk
di ambil bijinya (pembibitan) adalah pada musim kemarau. Untuk kangkung darat,
umumnya dikembangbiakkan dengan biji. Persiapan lahan untuk penanaman kangkung
darat dilakukan dengan cara pencangkulan tanah, kemudian diberi pupuk kandang
atau kompos. Sementara panjang bedengan tergantung keadaan lahan dan keinginan
kita (Sunanjono, 2003).
Kangkung merupakan
tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak
dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri
dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan
Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit (Sujitno,
2004).
Menurut Santoso, 1990. Perbedaan
antara kangkung darat dan kangkung air:
a. Warna
bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung
darat bunga putih bersih.
b. Bentuk
daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada
kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan
kangkung darat putih kehijau-hijauan.
c. Kebiasaan
berbiji. Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu
sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan
stek pucuk batang.
B. Manfaat Tanaman Kangkung Darat
Bagian
tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya
sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan
gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan
mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.
Disamping
itu hewan juga menyukai kangkung bila dicampur dalam makanan ayam, itik, sapi,
kelinci dan babi. Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman
Ladion memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib",
sebab berkhasiat untuk penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai
obat yang sedang "diet". Selain itu, akar kangkung berguna untuk obat
penyakit "wasir".Dinegara itu, tanaman ini dipakai untuk menyembuhkan
sembelit dan obat bagi mereka yang sedang melakukan diet. Akar kangkung juga
berguna untuk mengobati penyakit wasir.
Manfaat
Lain Kangkung:
1. Mengurangi
haid
2. Mimisan
3. Sakit
kepala
4. Ambeien
5. Insomnia
6. Sakit
gigi
7. Melancarkan
air seni
8. Ketombe
9. Sembelit,
mual bagi ibu hamil
10. Gusi
bengkak
11. Kapalan
12. Kulit
gatal karena eksim
13. Digigit
lipan
Secara khusus Dr. Setiawan Dalimartha, Ketua II
Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT),
mengutarakan bahwa kangkung memang berfungsi sebagai penenang (sedatif) dan
mampu membawa zat berkhasiat ke saluran pencernaan. Itulah sebabnya, tanaman
ini mempunyai kemampuan menetralkan racun di tubuh. Kangkung banyak ditanam di
Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat. Di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke,
Papua, kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam
Kabupaten Aceh Besar, kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk dikonsumsi
sendiri maupun dijual ke pasar.
C. Syarat Pertumbuhan
1. Iklim
a. Tanaman
ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada
daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin.
b. Jumlah
curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000
mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan
subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian,
kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat
tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
c. Tanaman
kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang
cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh
memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas
terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung,
maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
d. Suhu
udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka
temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang
terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak
disukai konsumen.
2. Media
Tanam
a. Kangkung
darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan
tidak dipengaruhi keasaman tanah.
b. Tanaman
kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah
membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.
c. Tanaman
kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki
kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.
3. Curah
Hujan
Jumlah curah
hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000
mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan
subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian,
kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat
tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
4. Intensitas
Cahaya Matahari
Tanaman kangkung
membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di
tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang
(tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan
kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka
kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
5. Temperatur
Suhu udara
dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka
temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang
terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak
disukai konsumen.
6. Ketinggian
Tempat
Kangkung dapat
tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi
(pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua
varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di
dataran tinggi. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya,
sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan
kandungan air secara baik.Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.
BAB
III
BUDIDAYA
KANGKUNG
A. Pedoman Teknis Budidaya
1. Pembibitan
a. Persyaratan
Bibit Kangkung Darat
Dalam pemilihan
bibit harus disesuaikan dengan lahan (air atau darat). Karena kalau kangkung
darat ditanam di lahan untuk kangkung air produksinya kurang baik, warna daun
menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk.
Bibit kangkung
sebaiknya berasal dari kangkung muda, berukuran 20 -30 cm. Pemilihan bibit
harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, batang besar, tua, daun besar dan
bagus. Penanamannya dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di tanah.
Sedangkan biji untuk bibit harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang
kering serta berkualitas baik.
b. Penyiapan
Benih
1) Benih
kangkung yang akan ditanam adalah stek muda, berukuran 20-30 cm, dengan jarak
tanam 1,5 x 15 cm.
2) Untuk
benih dari biji kangkung diambil dari tanaman yang tua.
3) Benih
yang diperlukan untuk seluas 10 m2 atau 2 bedengan ± 300 gram, jika tiap lubang
diisi 2-3 butir biji.
c. Teknik
Penyemaian Benih
Biji dengan
ukuran diameter 3 mm, disebar dalam baris-baris berjarak 15 cm dengan jarak
kira-kira 5 cm antara masing-masing biji. Kultivar yang berbiji dapat tahan
tanah lembab dan tumbuh baik dalam musim hujan.
d. Pemeliharaan
Pembenihan/Penyemaian
Agar diperoleh
hasil panen yang baik, dalam pemeliharaan pembenihan kangkung diperlukan
penyiraman teratur dan kerap pada cuaca kering.
2. Pengolahan
Media Tanam
a. Persiapan
Kangkung air
membutuhkan tempat-tempat yang ada genangan air. Bertanam kangkung memerlukan
tanah yang diberi pupuk kompos, kemudian dibuatkan petak-petak/bedengan seperti
tanaman sayuran lain. Tentang panjang bedengan, tergantung kondisi lahan.
Kemudian siapkan tugal dan tancapkan di atas bedengan dengan jarak 20 x 20 cm.
b. Pembukaan
Lahan
Tiga minggu
sebelum melakukan penanaman kangkung, sebaiknya tanah diolah terlebih dahulu.
Kemudian tanah dicampur dengan pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 10 ton
per hektar, diberi air dengan ketinggian 5 cm, dibiarkan tergenang air dan
diberi urea 1 kuintal per hektar
c. Pembentukan
Bedengan
Pembentukan
bedengan untuk tanaman kangkung dapat dilakukan dengan ukuran lebar 0,8-1,2 m,
panjang 3-5 m, dalam ± 15-20 cm dan jarak antar bedeng 50 cm dengan membuat
selokan. Ukuran tersebut dapat disesuaikan, tergantung keadaan lahan yang
tersedia. Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan air yang
berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan dan kegiatan lain. Ada pula yang
membuat bedengan dengan ukuran panjang kali lebar: 2x1 m dengan kedalaman
drainase 30x30 cm.
d. Pemupukan
Pemupukan bagi
tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu pupuk kandang, yang diberikan
seminggu sebelum tanam (setelah selesai pembuatan bedengan). Selain itu juga
diberikan pupuk urea, seminggu setelah tanam, kemudian 2 minggu setelah tanam.
Pemberian pupuk urea dicampur dengan air kemudian disiram pada pangkal tanaman
dengan ember penyiram.
Pada waktu
melakukan pemupukan, lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4 sampai 5 hari.
Kemudian diairi kembali. Pupuk yang diperlukan adalah sebagai berikut:
10-20 ton/ha rabuk organik dan 100-250 kg/ha urea, diberikan selama 2 minggu
pertama, dengan cara disiramkan.
e. Lain-lain
Agar tanaman
kangkung dapat berproduksi secara memuaskan, perlu dilakukan pergiliran tanaman
dengan tanaman kacang tanah, kacang hijau, kacang buncis, kecipir atau ketimun.
3. Teknik
Penanaman
a. Penentuan
Pola Tanam
Penentuan pola
tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanami. Apabila bedengan
dibuat dengan ukuran 2x1 m, maka bila jarak tanamnya ditentukan 20x20 cm, maka
dalam satu bedengan terdapat sebanyak 50 lubang atau 50 rumpun kangkung.
b. Pembuatan
Lubang Tanam
Pembuatan lubang
tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang berjarak 20x20 cm, sedalam ± 5
cm. Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah lubangnya (tergantung ukuran
bedengan).
c. Cara
Penanaman
Penanaman
kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 sampai 18.00. Hal ini
bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering
sehingga benih cepat berkecambah.
4. Pemeliharaan
Tanaman
a. Penjarangan
dan Penyulaman
Bila tanaman
kangkung terlalu lebat/sangat berdesakan dalam satu rumpun maka diperlukan
penjarangan. Apabila tanaman banyak yang mati, maka segera dilakukan penyulaman
(diganti dengan bibit yang baru yang telah disiapkan).
b. Penyiangan
Penyiangan
dilakukan bila terdapat rumput liar (tanaman pengganggu). Penyiangan dilakukan
setiap 2 minggu.
c. Pembubunan
Pembumbunan
dilakukan untuk mendekatkan unsur hara bagi tanaman kangkung sehingga dapat
mempermudah akar tanaman untuk mentransfernya. Pembumbunan dilakukan pada saat
tanaman berumur 2 minggu.
d. Perempalan
Bagi tanaman
kangkung sebagai penghasil daun dan batang, perempalan tidak dibutuhkan, sebab
perempalan adalah penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak
berguna, yang akan menghambat pertumbuhan tanaman.
e. Pemupukan
Pemupukan
dilakukan dengan menggunakan pupuk urea. Pupuk urea diberikan hanya sekali
dengan cara dilarutkan dalam air lalu disiram pada tanaman kangkung. Perlu
diperhatikan agar pada waktu menebar pupuk jangan sampai ada butir pupuk yang
tersangkut atau menempel pada daun, sebab akan menyebabkan daun menjadi layu.
Gunakan sapu lidi setiap selesai menabur pupuk.
f. Pengairan
dan Penyiraman
Selama tidak ada
hujan, perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman gunanya untuk mencegah tanaman
kangkung terhadap kekeringan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi
(jam 07.00) dan sore (jam 17.00). Penyiraman dilakukan dengan gembor penyiram.
Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.
g. Waktu
Penyemprotan Pestisida
Tanaman kangkung
darat yang terkena ulat berwarna putih yang berada pada helai daun sebelah
bawah sehingga menyebabkan warna daun menjadi kuning. Untuk penanggulangannya
disemprotkan Baysudin dengan dosis 2 cc per liter air, yang disemprotkan sore
hari.
Untuk
memberantas ulat daun yang sering menyerang tanaman kangkung, digunakan
Insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan
disemprotkan pada tanaman. Serangga pemakan daun dikendalikan dengan
penyemprotan strategis senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.
h. Pemeliharaan
Lain
Agar pertumbuhan
subur, sebaiknya seminggu setelah atau sebelum panen, tanaman dipupuk urea
kembali.
5. Hama
dan Penyakit
a. Hama
Hama yang banyak
menyerang tanaman kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara lain: belalang
dan ulat daun. Pengendalian: untuk mencegah terjadi over populasi, semprotkan
Sevin atau sejenisnya. Untuk memberantas ulat daun ini digunakan Insektisida
Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan disemprotkan pada
tanaman. Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu
selama 4-5 hari. Kemudian diairi kembali.
b. Penyakit
Tanaman kangkung
tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan. Penyakit
jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea
panduratae). Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45 atau Benlate, tetapi bila
benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak
menjadi masalah. Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan
strategis senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.
6.
Panen
a. Ciri
dan Umur Panen
Panen pertama
sudah bisa dilakukan pada hari ke 12. Saat ini kangkung sudah tumbuh dengan
panjang batang kira-kira 20-25 cm. Ada pula yang mulai memangkas sesudah
berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.
b. Cara
Panen
Cara pemanenan
kangkung air hampir sama dengan kangkung darat. Cara memanen, pangkas batangnya
dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas permukaan tanah atau meninggalkan 2-3
buku tua. Panen dilakukan pada sore hari. Panenan dilakukan dengan cara
memotong kangkung yang siap panen dengan ciri batang besar dan berdaun lebar.
Dengan
menggunakan alat pemotong. Pemungutan hasil kangkung darat dapat pula dilakukan
dengan cara mencabutnya sampai akar, kemudian dicuci dalam air. Panen kangkung
darat dilakukan pada umur 27 hari. Selama panen, lahan penanaman harus tetap
basah tapi tidak berair (lembab).
c. Periode
Panen
Panen dilakukan
2-3 minggu sekali. Setiap kali habis panen, biasanya akan terbentuk
cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali panen maka produksi
kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jika sudah
terlihat berbunga, sisakan ± 2 m2 untuk dikembangkan terus menjadi biji yang
kira-kira memakan waktu 40 hari sampai dapat dikeringkan.
d. Prakiraan
Produksi
Pertanaman
kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 ton/ha sepanjang beberapa
panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10 m2.
7. Pascapanen
a. Pengumpulan
Kangkung yang
baru dipanen dikumpulkan dan kemudian disatukan sebanyak 15-20 batang kangkung
dalam satu ikatan.
b. Penyimpanan
Dalam
penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu, kangkung yang telah
diikat celupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan menggunakan
anjang-anjang.
B. Analisis Keuntungan Kangkung
Analsisi
budidaya kangkung dengan luas lahan 30 m2 selama 3 bulan. Kangkung dipanen
2 kali/bulan. Rata-rata produksi 200 ikat/panen; produksi selama 3 bulan =
1.200 ikat.
1. Biaya
produksi
a
|
Sewa lahan (3mx10m)
|
Rp. 50.00,-
|
b
|
Bibit:
50 ikat @ Rp. 300,-
|
Rp.
15.00,-
|
c
|
Pupuk
-
Tsp: 2 kg @ Rp. 1.800
-
Urea: 5 kg @ Rp. 1.500
|
Rp.
3.600,-
Rp.
7.500,-
|
d
|
Pestisida/pembasmi
ulat
|
Rp.
15.000,-
|
e
|
Alat-Cangkul:
1 buah
|
Rp.
20.000,-
|
f
|
Tenaga
kerja
-
Cangkul lahan: 1 OH @ Rp. 10.000
-
Tanam bibit: 1 OH @ Rp. 10.000
-
Panen: 6 kali @ Rp. 10.000
|
Rp.
10.000,-
Rp.
10.000,-
Rp.
60.000,-
|
g
|
Transportasi
|
Rp.
25.000,-
|
Jumlah
biaya produksi
|
Rp.
216.100,-
|
2. Pendapatan
Pendapatan: 1.200 ikat x @ Rp.
400,- = 480.000
Keuntungan: pendapatan – biaya
produksi
Rp. 480.000 – 216.100 = 263.900
3. Parameter
kelayakan usaha
B/C Rasio 2,221
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kangkung
darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan
tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki
tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air
membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah
datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak
dapat mempertahankan kandungan air secara baik. Dalam budidaya kangkung,
penambahan pupuk kandang atau pupuk kompos pada pengolahan tanah sangat
diperlukan hal tersebut akan berdampak pada hasil yang akan didapat.
B. Saran
Saran
dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan guna perbaikan makalah ini
kedepannya. Dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang
dan teristimewah bagi petani kangkung. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ahmadsamantho.wordpress.com/2014/01/24/budidaya-kangkung-darat-secara-organik/
http://herusetyawan1.blogspot.com/2014/04/makalah-tanaman-kangkung.html
http://www.alamtani.com/budidaya-kangkung-darat-organik.html